Jakarta Utara Pos – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Internasional tentang Penerapan Sistem Satelit Navigasi BeiDou (BDS) ketiga resmi dibuka pada Kamis, 24 Oktober 2024, di Zhuzhou, Provinsi Hunan, China. KTT ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah China untuk meningkatkan industri navigasi melalui ekspansi penerapan BDS dan penguatan kerja sama internasional dalam teknologi navigasi satelit.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.800 peserta, termasuk peneliti, pengusaha, dan pejabat dari berbagai negara. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme dan kepentingan global terhadap sistem navigasi BeiDou, yang semakin diperhitungkan sebagai salah satu alternatif utama bagi sistem GPS yang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Dengan fokus pada inovasi dan kolaborasi internasional, konferensi ini diharapkan dapat mendorong pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara berbagai pemangku kepentingan dalam sektor navigasi.
Selama dua hari konferensi, para peserta memiliki kesempatan untuk mendengarkan berbagai presentasi dan panel diskusi yang membahas kemajuan terbaru dalam teknologi satelit, serta aplikasi praktis dari sistem BDS. Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah penerapan BDS dalam berbagai sektor industri, seperti logistik pintar, transportasi cerdas, pertanian presisi, dan manajemen bencana.
Dalam pameran yang berlangsung bersamaan dengan konferensi, para peserta mendirikan stan untuk menampilkan beragam inovasi dan aplikasi BDS. Misalnya, beberapa perusahaan menunjukkan bagaimana BDS dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengiriman barang, memfasilitasi manajemen armada transportasi, dan mendukung operasi di bidang pertanian dengan memberikan data akurat tentang lokasi dan kondisi tanah.
Pihak penyelenggara menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam pengembangan teknologi satelit navigasi. Mereka percaya bahwa kolaborasi antarnegara akan mempercepat adopsi dan penerapan sistem BDS di berbagai belahan dunia. Sebagai bagian dari inisiatif ini, para peserta konferensi juga diundang untuk membahas peluang kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan, serta potensi integrasi sistem BDS dengan teknologi lainnya, seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI).
Selain itu, KTT ini juga menjadi platform bagi China untuk menunjukkan kemajuan yang telah dicapainya dalam mengembangkan dan menerapkan teknologi satelit navigasi. Dalam beberapa tahun terakhir, BDS telah berkembang pesat, dengan berbagai satelit diluncurkan untuk memperluas cakupan dan meningkatkan akurasi sistem. Pemerintah China menargetkan untuk terus meningkatkan kemampuan BDS agar dapat bersaing secara global dan memenuhi kebutuhan pengguna di seluruh dunia.
Sistem navigasi BeiDou sendiri merupakan salah satu dari empat sistem navigasi satelit global yang ada, bersama dengan GPS (AS), GLONASS (Rusia), dan Galileo (Uni Eropa). Keberhasilan BDS dalam menyediakan layanan yang handal dan akurat telah menjadikannya pilihan menarik bagi banyak negara, terutama yang ingin mengurangi ketergantungan pada sistem navigasi yang dikembangkan oleh negara lain.
Di sisi lain, KTT ini juga memberikan kesempatan bagi para peneliti dan praktisi untuk berbagi temuan terbaru dalam bidang teknologi navigasi, termasuk tantangan yang dihadapi dalam penerapan BDS. Diskusi-diskusi ini sangat penting untuk mendorong inovasi dan pengembangan lebih lanjut dalam industri navigasi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang terus berkembang di era digital saat ini.
Dengan demikian, KTT Internasional tentang Penerapan Sistem Satelit Navigasi BeiDou ini bukan hanya sekadar forum untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga sebagai langkah strategis untuk mendorong kolaborasi dan inovasi di sektor navigasi global. Diharapkan, hasil dari konferensi ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan teknologi navigasi yang lebih baik dan lebih efektif di masa depan.
More Stories
Target 2028, Presiden Prabowo Rencanakan Berkantor di Ibu Kota Nusantara
Integrasi Aplikasi XStar dan Ninja Dorong Efisiensi Penyaluran BBM Subsidi untuk Nelayan di Jepara
Menteri Pertahanan China Dong Jun Diinvestigasi Dugaan Korupsi, Tindak Lanjut Reformasi Militer