Jakarta Utara Pos – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah berfokus pada peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia. Dalam kuliah umum yang diadakan di Institut Teknologi Sumatera (Itera) di Lampung, ia menjelaskan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah kualitas tenaga kerja, yang menjadi prioritas utama bagi Kementerian Ketenagakerjaan. Menurutnya, dunia industri saat ini membutuhkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi spesifik, bukan hanya berdasarkan gelar pendidikan.
Yassierli mengungkapkan bahwa saat ini tidak ada jaminan bagi lulusan sarjana untuk langsung diterima bekerja di industri. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa banyak perusahaan lebih membutuhkan karyawan yang memiliki keterampilan dan keahlian tertentu, yang tidak selalu didapatkan melalui pendidikan formal. Menaker Yassierli mengingatkan para mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi untuk menyadari bahwa memiliki gelar S1 tidak berarti otomatis mendapat pekerjaan. Ia menekankan bahwa peluang kerja sangat bergantung pada kebutuhan industri yang semakin berfokus pada keterampilan praktis.
Menaker Yassierli juga memperingatkan bahwa persaingan untuk mendapatkan posisi di dunia industri akan semakin ketat. Oleh karena itu, ia mengimbau perguruan tinggi untuk berkolaborasi dalam mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satu bentuk kerjasama yang diinginkan adalah dengan menyediakan program pendidikan yang lebih relevan dan meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk bersaing di dunia kerja global.
Selain itu, Yassierli juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rendahnya angka Human Capital Index (HCI) Indonesia, yang saat ini masih berada di bawah rata-rata negara-negara ASEAN dengan skor hanya 0.540. Angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki tantangan besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam, yang dalam sepuluh tahun terakhir mengalami perkembangan pesat dalam hal produktivitas tenaga kerja. Dalam hal ini, Vietnam dijadikan sebagai contoh oleh Menaker dalam mempersiapkan tenaga kerja masa depan melalui pengembangan balai-balai latihan kerja dan program-program peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Selain tantangan tersebut, Menaker juga menyebutkan bahwa Indonesia menghadapi tantangan terkait dengan tenaga kerja yang memiliki kemampuan digital. Ia mencatat bahwa hanya 19 persen pekerja di Indonesia yang memiliki keterampilan digital, dan hanya 6 persen yang memiliki kemampuan digital tingkat lanjut. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena digitalisasi semakin mendominasi berbagai sektor industri. Menaker mengingatkan bahwa perlu ada perubahan dalam kurikulum pendidikan, di mana perguruan tinggi diharapkan dapat memperhatikan bagaimana mempersiapkan mahasiswa agar lebih siap menghadapi perkembangan teknologi digital yang semakin cepat.
Menaker Yassierli menegaskan bahwa untuk mengatasi berbagai tantangan ini, perguruan tinggi di Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk generasi tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi dunia industri. Oleh karena itu, ia mengajak pihak perguruan tinggi untuk lebih berkolaborasi dengan pemerintah dan sektor industri untuk mengoptimalkan program-program pendidikan dan pelatihan yang relevan. Diharapkan dengan kerja sama yang lebih erat antara sektor pendidikan, pemerintah, dan industri, kualitas tenaga kerja Indonesia dapat meningkat dan bersaing di tingkat global.
More Stories
Lomba Menulis Khotbah Jumat Sambut Hari Persaudaraan Manusia 2025
Antisipasi Penyebaran PMK di Sumatera Barat, 54 Ribu Dosis Vaksin Ternak Disiapkan
Rekayasa Lalu Lintas di Grobogan: Jalur Alternatif Disiapkan Akibat Banjir