21 Januari 2025

Jakarta Utara Pos

Kabar Warta Kekinian

Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja: Upaya Kementerian Kesehatan

kesehatan mental lingkungan kerja

Image by <a href="https://pixabay.com/users/this_is_engineering-11384528/?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=8499942">This_is_Engineering</a> from <a href="https://pixabay.com//?utm_source=link-attribution&utm_medium=referral&utm_campaign=image&utm_content=8499942">Pixabay</a>

Jakarta Utara Pos – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental, khususnya di lingkungan kerja. Mereka juga aktif mengampanyekan kebijakan yang berbasis risiko, yang bertujuan untuk memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental individu. Dr. Puspita Tri Utami, perwakilan dari Direktorat Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, menjelaskan bahwa masalah kesehatan mental di masyarakat sudah mencapai titik kritis yang perlu ditangani secara serius. Dalam sebuah diskusi bertajuk “Membangun Kesadaran Risiko Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja” yang diselenggarakan oleh Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo), dr. Puspita menekankan pentingnya kesadaran ini untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Menurut dr. Puspita, kesehatan mental mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari produktivitas hingga hubungan sosial dan kualitas hidup secara keseluruhan. Sayangnya, isu kesehatan mental sering kali diabaikan dan dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Oleh karena itu, edukasi dan upaya destigmatisasi terkait kesehatan mental menjadi pendekatan strategis untuk mengurangi risiko yang ada. Dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, diharapkan mereka dapat lebih terbuka dalam membahas isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Felosofa Fitriya, seorang pakar kesehatan publik dan ahli kesehatan dan keselamatan kerja, menekankan pentingnya mengidentifikasi serta mengelola faktor-faktor risiko yang dapat memicu gangguan mental di tempat kerja. Tekanan pekerjaan yang berlebihan, ketidakjelasan peran, dan minimnya dukungan dari manajemen adalah beberapa faktor yang dapat mengganggu kesehatan mental pekerja. Dr. Felosofa mengingatkan bahwa tantangan ini perlu dihadapi dengan serius, karena kesehatan mental yang baik berpengaruh langsung terhadap produktivitas dan kesejahteraan pekerja.

Ketua Masindo, Dimas Syailendra, juga menyatakan bahwa diskusi tersebut melibatkan pemerintah, peneliti, dan praktisi kesehatan sebagai upaya untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat menuju gaya hidup yang lebih sadar akan risiko. Dimas mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan risiko kesehatan mental di tempat kerja, mengingat tantangan yang muncul, seperti kecemasan, depresi, dan stres, dapat menghambat produktivitas. Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif dalam pengurangan risiko, yang mencakup intervensi kebijakan, edukasi, serta dukungan psikologis, menjadi sangat penting.

Secara keseluruhan, upaya Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental di lingkungan kerja adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan kesejahteraan masyarakat. Dengan bekerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan, diharapkan dapat tercipta lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif, serta mendukung pencapaian visi Indonesia yang lebih baik di masa depan.