Jakarta Utara Pos – Datuk Seri Najib Razak, mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh rakyat Malaysia terkait skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang terjadi selama masa jabatannya. Permintaan maaf ini disampaikan melalui pernyataan yang dibacakan oleh putranya, Datuk Mohamad Nizar, di Kompleks Mahkamah Kuala Lumpur, dan juga diikuti secara daring pada Kamis.
Najib Razak menyatakan bahwa selama menjalani hukuman penjara selama 26 bulan terakhir, ia terus mengikuti perkembangan signifikan terkait kasus 1MDB. Setiap hari, ia merasa sangat terluka karena penipuan besar-besaran di perusahaan tersebut terjadi ketika dirinya menjabat sebagai Menteri Keuangan dan Perdana Menteri. “Tidak ada hal lain yang bisa saya katakan selain meminta maaf secara terbuka kepada seluruh warga Malaysia,” ungkap Najib dalam pernyataannya.
Najib Razak telah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dan denda sebesar RM210 juta (sekitar Rp750 miliar) karena kasus penyalahgunaan kekuasaan, pencucian uang, serta pelanggaran kepercayaan dalam kasus SRC International, yang melibatkan dana sebesar RM42 juta (sekitar Rp149 miliar). Namun, pada bulan Februari 2024, Dewan Pengampunan Wilayah Federal menyetujui pengurangan hukuman penjaranya menjadi enam tahun, serta mengurangi denda menjadi RM50 juta (sekitar Rp177,5 miliar).
Selain hukuman tersebut, Najib juga masih menghadapi empat tuduhan penyalahgunaan kekuasaan di pengadilan terkait penerimaan suap sebesar RM2,3 miliar dana 1MDB, serta 21 tuduhan pencucian uang dengan jumlah yang sama. Meskipun demikian, Najib terus menyangkal keterlibatannya dalam kasus ini, dengan menyatakan bahwa ia bukan dalang ataupun kaki tangan Jho Low, seorang pengusaha yang dianggap sebagai arsitek utama dalam skandal tersebut.
Dalam pernyataannya, Najib mengutip artikel terbaru dari The Edge yang berdasarkan analisis mereka dan email internal PetroSaudi, menyatakan bahwa PetroSaudi dan Jho Low bersekongkol untuk menipunya. Ia juga menekankan bahwa dirinya tidak menyadari bahwa dana 1MDB telah dialihkan oleh PetroSaudi, dan bahwa ia tidak mengetahui bahwa uang yang diterimanya berasal dari dana tersebut.
Najib menjelaskan bahwa pada saat itu, ia diberitahu bahwa dana yang diterimanya adalah sumbangan politik dari Pemerintah Arab Saudi. Memang, menurut pengadilan, terdapat dua sumbangan besar dari Arab Saudi yang diterima pada tahun 2010, dan dana tersebut tidak pernah menjadi bagian dari proses pidana atau perdata.
Namun, Najib mengakui bahwa ia seharusnya bertindak berbeda ketika kekhawatiran pertama kali muncul terkait 1MDB. Meski telah memerintahkan investigasi, ia memilih untuk mempercayai penjelasan yang diberikan oleh dewan direksi dan manajemen 1MDB. Ketika kecurigaan semakin meningkat, perhatian utamanya adalah memulihkan posisi keuangan 1MDB serta mempertimbangkan dampak terhadap hubungan diplomatik dan bilateral yang lebih luas.
Dalam pernyataannya, Najib menegaskan bahwa dirinya bukan dalang dari segala penyimpangan yang terjadi di 1MDB dan tidak pernah berkolusi dengan Jho Low. “Saya tidak boleh menjadi korban dari segi hukum,” katanya. Ia menyatakan bahwa dirinya masih sangat terkejut dengan tingkat korupsi dan pelanggaran hukum yang terjadi di dalam 1MDB.
Terakhir, Najib mengungkapkan penyesalannya atas apa yang terjadi di SRC International dan 1MDB, namun ia menegaskan bahwa tidak adil baginya untuk memikul tanggung jawab hukum atas hal-hal yang tidak ia lakukan atau tidak ia ketahui secara sadar. “Saya berharap dan berdoa agar proses keadilan akan membuktikan bahwa saya tidak bersalah,” pungkasnya.
More Stories
Permintaan Maaf Perdana Menteri Thailand atas Pembantaian Tak Bai: 20 Tahun Berlalu
Kebocoran Dokumen Rahasia: Rencana Serangan Israel Terhadap Iran
Serangan Israel di Iran: Fokus pada Target Militer, Bukan Fasilitas Nuklir