28 Maret 2025

Jakarta Utara Pos

Kabar Warta Kekinian

PBB Desak Pemimpin Dunia Hentikan Genosida di Gaza

hentikan genosida di Gaza

Jakarta Utara Pos – Pelapor Khusus PBB untuk kesehatan, Tlaleng Mofokeng, pada Jumat (25/10), mengeluarkan seruan mendesak kepada para pemimpin dunia agar menggunakan kekuatan mereka untuk menghentikan apa yang dia sebut sebagai genosida di Gaza. Dalam konferensi pers yang digelar di New York, Mofokeng menegaskan, “Kami hanya butuh semua pemimpin dunia untuk mengerahkan kekuatan ekonomi, politik, dan diplomatik yang mereka miliki agar genosida ini segera berakhir.”

Mofokeng mencatat bahwa kondisi hak atas kesehatan di wilayah tersebut telah menjadi “tak tertahankan” akibat kekerasan yang terus berlangsung dari pihak Israel. Ia menyampaikan bahwa tenaga kesehatan di Gaza mengalami kelelahan yang ekstrem, tidak hanya akibat kerja yang berat, tetapi juga karena mereka sering kali menjadi sasaran kekerasan, dilecehkan, bahkan dibunuh saat menjalankan tugas mereka sebagai penanggap pertama.

Sistem kesehatan di Gaza, menurut Mofokeng, berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Banyak tenaga medis yang terpaksa melakukan operasi tanpa anestesi dan kekurangan obat-obatan penting. Ia mengungkapkan, “Kita semua menjadi saksi serangan terhadap praktik kedokteran itu sendiri,” sambil memperkenalkan istilah baru, “medisida.” Istilah ini menggambarkan serangan sistematis terhadap tenaga kesehatan dan fasilitas medis di Gaza.

Mofokeng memuji kerja keras dokter dan tenaga kesehatan yang tetap melayani pasien meski dalam situasi yang sangat berbahaya dan sulit. “Genosida ini menunjukkan betapa luar biasanya kerja dokter, tenaga kesehatan, dan pekerja perawatan lainnya dalam membela hak asasi manusia,” tegasnya. Ia mengakui bahwa para tenaga kesehatan ini adalah “para pengambil sumpah” yang berkomitmen untuk tidak meninggalkan pasien mereka, meskipun mereka menyadari risiko besar yang dihadapi.

Pelapor Khusus ini juga menjelaskan bahwa ia telah melakukan komunikasi terus-menerus dengan pejabat Israel. Dalam upaya untuk menuntut akuntabilitas, penyelidikan, dan gencatan senjata, Mofokeng menyatakan, “Kita telah membuka tingkatan baru yang tidak dapat kita batalkan.” Ia menekankan betapa pentingnya untuk mengakhiri impunitas yang selama ini terjadi.

Sejak serangan oleh Hamas pada bulan Oktober lalu, Israel terus melancarkan serangan yang mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerusakan di Gaza. Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 42.800 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas akibat serangan tersebut, dan lebih dari 100.500 lainnya mengalami luka-luka. Akibat dari konflik ini, hampir seluruh penduduk Gaza terpaksa mengungsi, di tengah blokade yang mengakibatkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Saat ini, Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakannya di Gaza. Keadaan ini menciptakan kekhawatiran global yang mendalam mengenai dampak dari kekerasan yang berkepanjangan dan perlunya tindakan segera dari komunitas internasional untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.