21 Januari 2025

Jakarta Utara Pos

Kabar Warta Kekinian

Permintaan Maaf Perdana Menteri Thailand atas Pembantaian Tak Bai: 20 Tahun Berlalu

pembantaian Tak Bai 2004

Jakarta Utara Pos – Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, baru-baru ini mengeluarkan permohonan maaf yang mendalam terkait insiden tragis yang dikenal sebagai “Pembantaian Tak Bai” yang terjadi pada tahun 2004. Dalam pernyataannya pada Kamis, 24 Oktober, dia mengungkapkan rasa penyesalan dan belasungkawa kepada semua pihak yang terkena dampak peristiwa memilukan tersebut, yang merenggut nyawa 78 warga Muslim.

“Atas nama pemerintah, saya meminta maaf atas apa yang terjadi di Tak Bai 20 tahun lalu,” kata Paetongtarn dengan nada serius. Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah memberikan ganti rugi kepada keluarga para korban. “Saya berharap semua orang terus mengenang kekerasan yang terjadi dalam kasus Tak Bai. Tidak seorang pun ingin melihat insiden seperti itu terjadi lagi,” tambahnya.

Pembantaian Tak Bai terjadi pada tanggal 25 Oktober 2004, menyusul penangkapan enam relawan pertahanan desa di Provinsi Narathiwat, Thailand selatan, pada 19 Oktober. Mereka ditangkap karena dicurigai telah menyerahkan senjata milik negara kepada kelompok pemberontak. Penangkapan ini memicu demonstrasi besar-besaran di mana ratusan orang berkumpul di kantor polisi Tak Bai. Demonstrasi tersebut berujung pada bentrokan antara warga dan aparat keamanan.

Setelah bentrokan itu, banyak warga ditangkap dan dibawa ke pangkalan militer di Provinsi Pattani. Dalam perjalanan, 78 warga Muslim tewas akibat sesak napas saat terdesak di dalam truk yang membawa mereka. Peristiwa tragis ini menimbulkan kesedihan mendalam di kalangan komunitas Muslim dan masyarakat Thailand secara keseluruhan.

Sebagai bagian dari upaya untuk mengenang tragedi ini, Thailand berencana untuk memperingatinya pada Jumat, bersamaan dengan berakhirnya batas waktu proses hukum terhadap kasus tersebut, yang dikenal sebagai statute of limitations. Dalam sistem hukum sipil, batas waktu ini menentukan seberapa lama suatu kasus dapat diproses secara hukum sebelum dibatalkan karena terlalu lama.

Meskipun batas waktu tersebut telah berakhir, masih ada desakan dari masyarakat agar pemerintah Paetongtarn mengeluarkan dekrit untuk memperpanjang proses hukum terkait insiden ini. Sejak peristiwa tragis itu, tidak ada individu yang mengaku bertanggung jawab atau ditangkap, meninggalkan rasa ketidakpuasan dan ketidakadilan bagi banyak orang yang terkena dampak.

Dalam rangka mengenang tragedi ini, pada Rabu, 23 Oktober, komunitas Muslim Thailand dan para aktivis melakukan aksi simbolis dengan bersepeda melalui rute yang sama yang dilalui truk yang membawa para korban. Aksi ini merupakan ungkapan solidaritas dan pengingat akan perlunya keadilan serta pencegahan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Paetongtarn menekankan pentingnya semua pihak, termasuk pemerintah, untuk melakukan yang terbaik dalam mencegah terulangnya tragedi seperti Tak Bai. Permintaan maaf dan ganti rugi dari pemerintah adalah langkah positif, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk menyembuhkan luka dan mencari keadilan bagi korban dan keluarga mereka.